Sabtu, 04 Februari 2012

dibaca : melankolia :)


Namanya sederhana saja. Tapi makna dia di kehidupan saya tidak sesederhana itu. Apabila saya diharuskan untuk mensyukuri hal-hal sekecil apapun setiap harinya, kehadirannya tidak pernah tidak ada dalam deretan doa saya. Dia, yang membuat saya tidak berhenti untuk tertawa, dan selalu menjadi alasan saya untuk berhenti meneteskan air mata. Dia bukan sahabat saya, dia saudara saya yang lupa diberi ikatan darah oleh Tuhan. Mungkin saat pembagian ikatan darah, kami sedang asik tertawa. Mungkin saja :P

Tahun ini tahun ketujuh kami saling bercerita tentang apa saja. Tujuh tahun terhebat yang pernah saya miliki seumur hidup saya. Ini bukan euphoria, ini nyata. Banyak saksinya : seragam putih abu-abu, jalanan macet setiap pagi, hujan di tengah hari, bahkan langit sore yang tidak pernah sama setiap harinya.

Saya berani berkata demikian, bukan tanpa alasan. Suatu hari disaat seluruh dunia memalingkan muka dan mengacuhkan saya, dengan berani dia tetap berada disana. Ditempat yang memang biasanya dia ada. Tidak peduli seberapa hina saya dimata semesta. Tidak peduli perkataan orang yang bahkan sulit dicerca. Dia ada. Semenjak saat itu saya berjanji kepada diri saya. Apapun yang akan terjadi kemudian, saya tidak akan pernah membiarkan kami berjalan terlampau berjauhan. Saya akan selalu berusaha bergandengan tangan. Menantang dunia yang penuh dengan bualan. Menatap rembulan dengan penuh khayalan. Sampai suatu saat yang tidak pernah terpikirkan. Bahkan ketika semesta mengharuskan kita untuk berjauh-jauhan. Seperti apa yang akan digariskan.

Jujur, tidak pernah terbayangkan dibenak saya, kalau kami harus dipisahkan oleh beribu-ribu kilometer yang nyata. Kemana saya harus membagi tawa? Bagaimana kalau saya ingin menghabiskan malam dengan segelas bir dan sebungkus rokok tanpa alasan apa-apa? Itu yang masih saya cari jalan keluarnya.

Tulisan ini terlalu berlebihan ya? Hahaha. Biarkan saja. Semesta juga kadang berlebihan kalau sudah memberi kita air mata. Kenapa kita tidak bisa?

Kamu itu dunia. Dunia yang tidak pernah saya cari, tapi saya temukan disela-sela kebahagian dan kesedihan, yang kemudian tidak pernah akan saya lepaskan.

Terimakasih untuk tujuh tahun yang sangat hebat. Dan lima puluh tahun lagi saya akan berkata : terimakasih untuk 57 tahun yang sangat hebat. Begitu seterusnya, sampai entah.

“they come and go, but you, come and never ever go”


0 komentar:

Posting Komentar