Senin, 31 Januari 2011

cerita sampah

0 komentar

skenario berubah. semula kupikir aku lah pemeran wanita utama sekaligus penulis skenario dalam cerita ini. semula kupikir kamu lah pemeran pria utama. ternyata bahkan kamu adalah sutradara. yang bisa seenaknya merubah jalan cerita. aku pun dibuatmu tak berdaya. semula aku percaya, apa yang kamu gambarkan adalah untuk kebahagiaan kita. tetapi, jalan cerita yang kamu lukiskan kini terasa begitu janggal. mengapa kemudian perlahan-lahan kamu menghilangkan pemeran utama pria? mengapa tiba-tiba kamu buat kisah ini menjadi kisah yang kehilangan canda tawa? mengapa kamu membuat pemeran wanita utama dalam cerita ini selalu mengeluarkan air mata? masih ada seribu dua ratus mengapa lagi yang ingin ku tanyakan kepadamu sebenarnya. tapi baru tiga yang kuajukan, kamu hanya bisa diam dan tak berkata apa-apa. bukankah seharusnya jika aku bertanya, kamu menjawab, begitu juga sebaliknya. tapi mengapa aku yang terus bertanya dan kamu hanya bisa terpana? sudah satu mengapa lagi ku tanyakan padamu, dan kini hanya tersisa seribu seratus sembilan puluh sembilan. ah, mungkin sisa sisa mengapa yang ada di otakku akan kusimpan saja. tak berguna rasanya kutanyakan padamu karena kamu pun tak merasa. kamu tak pernah merasa bahwa kamu lah ujung dari semua mengapa.

cerita ini semakin menjadi cerita sampah! cerita yang bahkan tidak layak dipertontonkan kepada banyak orang. apa yang patut dibanggakan? tentang keegoisan seorang laki-laki yang sibuk menikmati hidup? atau tentang kerapuhan seorang perempuan yang tidak pandai bersyukur? tidak keduanya bukan? memang sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dari cerita ini. untuk itu, kapanpun "sang Produser" akan mengakhirinya, aku selaku pemeran wanita utama sudah siap dan rela. dan kamu? tidak perlu dipertanyakan, karena kamu selaku pemeran utama pria sekaligus sutradara sekaligus penulis skenario sudah lebih siap. jauh sebelum aku menyadari bahwa cerita ini akan berakhir begini saja.
tapi aku hanya ingin menyampaikan terimakasih yang tidak terhingga atas kerjasama yang indah selama ini. semoga di cerita selanjutnya, kamu menemukan peran yang tepat, sehingga tidak perlu membuat lawan mainmu bertanya : MENGAPA?