Selasa, 18 Oktober 2011

2190 siang yang lalu


Saya menemukanmu disuatu siang. Kamu berdiri didepan sebuah ruang. Saya mengamatimu dari jauh, dari seberang. Saya sedang mencari, apa yang membuat kamu mempesona didepan semua orang. Dan saya tidak menemukannya terus terang. Kamu, begitu menarik perhatian memang. Tapi tidak seperti yang orang-orang bilang. dan harus saya akui, kamu yang saya temukan disuatu siang, telah mencuri ruang, di pikiran saya yang seketika hilang.

Saya mencarimu di siang-siang selanjutnya. Kamu selalu ada disana, seperti biasanya. Tetap dengan senyum yang menawan tanpa cela. Saya kemudian tersadar akan suatu hal, saya telah terpesona, seperti orang-orang pada umumnya.

Semenjak siang itu, dan 2190 siang yang telah berlalu, pikiran saya semakin tidak mampu menampung pesonamu yang kian menggebu-gebu. Lalu kamu, meluap begitu saja seperti laut yang biru dan abu-abu. Menggerogoti pintu hati saya dan masuk kedalam situ. Dan disanalah sekarang kamu. Tetap mempesona, seperti pertama kali saya menemukanmu di suatu siang yang biru, di 2190 siang yang lalu.

0 komentar:

Posting Komentar