kotak baja biru tua itu membawa semua orang pergi. sementara awan sedang merenda untaian benang-benang basah. di tempat lain semburat jingga mulai berganti menjadi kelabu. selalu saja seperti itu. semesta selalu berpura-pura sendu untuk menunjukkan kepeduliannya. padahal itu semua hiperbola. dan yang pasti, tanpa kepura-puraan semesta pun aku sudah pilu. ya sudah lah. biarkan saja semesta terus berpura-pura. itu memang sudah menjadi tugasnya. untuk memberi latar yang sempurna bagi sandiwara kita. ya, kita juga tengah bersandiwara. kita, aku dan kamu, jangan mau kalah dengan semesta yang pintar merubah rupa. dan beginilah sandiwara kita.
aku akan berperan menjadi perempuan yang sama sekali tidak merindukanmu. sama sekali tidak menginginkanmu. aku akan berpura-pura tidak tau bahwa kamu adalah orang yang keras kepala. tidak akan meneleponmu ditengah malam hanya untuk mengatakan aku tak bisa tidur. tidak mau menjadi sahabatmu.
kamu akan berperan menjadi lelaki yang tidak pernah tau tentang aku. tidak pernah menanyakan nomor teleponku pada teman perempuanku. tidak pernah mengajakku berbincang hingga larut. kamu akan berpura-pura tidak mau menemaniku melihat indahnya lautan sambil berpegangan tangan. tidak pernah mengingatkanku untuk sekedar makan dan sembahyang.
sudah jelas bukan? itulah yang akan kita lakukan sekarang.kita akan bersandiwara
tidak.bukan. aku sudah mencobanya beberapa detik yang lalu.
aku tidak bisa bersandiwara seperti semesta.
aku tak pandai memainkan paras dan rupa.
aku hanya pintar berandai-andai.
seandainya saja aku tidak merindukanmu saat ini, sayang..
Minggu, 16 Mei 2010
Rabu, 12 Mei 2010
gilingan
hujan hujan
kenapa kamu tak kunjung reda?
kenapa kamu membiarkan kami meronta?
kami rindu pelangi
kami ingin menari
kami hendak tertawa berkali-kali
aku tau kamu marah
aku tau kamu resah
mungkin karena itulah kamu seperti tak pernah jengah
membiarkan aku menengadah
seperti meminta petuah
sembari pasrah
hujan hujan
sore ini sangat berarti bagi kami
senja ini adalah waktunya kami saling mengisi
malam ini akan kami tutup dengan bernyanyi
maukah kamu berhenti ?
kenapa kamu tak kunjung reda?
kenapa kamu membiarkan kami meronta?
kami rindu pelangi
kami ingin menari
kami hendak tertawa berkali-kali
aku tau kamu marah
aku tau kamu resah
mungkin karena itulah kamu seperti tak pernah jengah
membiarkan aku menengadah
seperti meminta petuah
sembari pasrah
hujan hujan
sore ini sangat berarti bagi kami
senja ini adalah waktunya kami saling mengisi
malam ini akan kami tutup dengan bernyanyi
maukah kamu berhenti ?
Sabtu, 08 Mei 2010
UN
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3_IIhWxDVKAvkwLxgJGoM6kyzb7xCbqUo2gfUqi8QYPJJRFL-vD_C3shvCXd6cJajtZMxzIx_0W5lxToz4lhCV2r9JGyq6x55c-YWN5GOWrs465hyHbiwGk02C1zaMQIo_PEqNoBt1mU/s200/lampu.jpg)
saya selalu suka menjadi yang terakhir
karena saya senang mendahulukan orang lain
dengan begitu saya akan membahagiakan mereka
tapi kali ini saya ingin menjadi yang pertama
karena saya tahu bahwa yang terakhir adalah kamu dengan begitu saya akan bangga telah menjadi bagian dari dunia
PS : dunia adalah suatu bola lampu dimana aku bersinar dan kamu menyelimuti, dengan begitu kita akan berpendar bersama membiaskan segalanya
Langganan:
Postingan (Atom)